Berbagi Pengetahuan

Berdomisili di Bengkulu membuat saya merasa kurang informasi mengenai civil engineering. Bagaikan katak dalam tempurung, stagnan, tidak berkembang, lama-kelamaan berubah menjadi kejenuhan dan menggerogoti semangat kerja.

Oke, sudah cukup dengan curhatnya. Harapan saya dengan menulis di blog ini, semoga pengetahuan saya dapat terus bertambah. Bertemu dan berbagi pengetahuan dengan banyak orang.

Selasa, 12 Januari 2010

Perhitungan Pondasi dangkal

“Ahli bangunan yang bijak adalah yang mendengarkan kemudian menerapkan. Saat membangun rumah, dia menggali dalam dan membentangkan pondasi diatas bebatuan. Ketika badai datang tidak dapat mengguncang rumah itu karena rumah itu telah dibangun dengan baik Ahli bangunan yang bodoh adalah yang mendengarkan tapi tidak menerapkan. Saat membangun rumah diatas tanah tanpa pondasi, badai akan merobohkan dan menghancurkan rumah tersebut. “ (Luke 6:47-49 NIV.circa AD 60).

Kutipan diatas adalah sebuah bukti, kesadaran akan pentingnya menempatkan bangunan pada pondasi yang memenuhi telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Pondasi dapat diasumsikan sebagai sambungan antara struktur dan tanah yang mendukungnya.

Struktur bangunan umumnya dapat dibagi dalamn dua bagian besar yaitu struktur yang terletak dibawah tanah (Subs tructure) dan struktur yang terletakdiatas muka tanah atau (Upperstructure). Kalau pada Upperstructur sebagian besar yang mendapat perhatian pada stabilitas struktur adalah stabilitas internal akibat beban serta tinjauan terhadap batas pakainya (berupa perkuatannya & kenyamanan), maka pada Subs fructure tinjauan stabilias harus mencakup 2 hal penting yaitu stabilitas internal dan eksternalnya sebagai akibat interaksi antara struktur dengan tanah.

IImu mengenai mekanika tanah memang dewasa ini sudah banyak berkembang. Banyak sekali metode-metode yang bisa digunakan untuk memberikan solusi permasalahan tanah, akan tetapi sebagian besar masih bersifat empiris dan merupakan metode pendekatan sesuai basil percobaan yang dilakukan di laboratorium. Kita tinjau saja sebagai contoh permasalahan analisa kapasitas daya dukung tanah dengan menggunakan beberapa metode yaitu Terzaghi, Hansen, dan Meyerhoff. Akan tidak heran jika hasil dan analisa ketiga methode diatas jauh berbeda.

Berikut adalah beberapa rumus yang sering digunakan.

Rumus Terzaghi.
Qu= c.Nc +q’ Nq+0.5 B.γ Nγ → secara umum
Pondasi menerus → q ult. = c.Nc + y.D.Nq + 0,50. γ.B.Nγ
Pondasi persegi panjang → q ult. = 1,3.c.Nc + y.D.Nq + 0,40. γ.B.Nγ
Pondasi lingkaran → q ult. = 1,3.c.Nc + γ.D.Nq + 0,30. γ.B.Nγ
dengan Nc,Nq dan Ng adalah faktor daya dukung tanah (ditentukan darn besarnya f)
qu’= c Nc +q’ (Nq-1)+0.5 B. γ N γ →net ultimate bearing capacity

Rumus Meyerhoff:
qu = c Nc ic dc sc + q’ Nq iq dq sq +0.5 B.γ Nγ iγ dγ sγ → secara umum
dengan menambah inclined, shape, dan depth factor

Rumus Hansen:
qu = c Nc ic dc sc bc gc + q’ Nq iq dq sq bq gq +0.5 B.γ Nγ iγ dγ sγ bγ gγ
dengan menambah inclined, shape, depth, ground, dan base factor

Rumus Vesic
qu = c Nc ic dc sc bc gc + q’ Nq iq dq sq bq gq +0.5 B.γ Nγ iγ dγ sγ bγ gγ
dengan menambah inclined, shape, depth, ground, dan base factor yang berbeda dengan rumus hasen.








Pengaruh kedalaman muka air tanah pada pondasi dangkal
Berat volume tanah sangat dipengaruhi oleh kadar air dan kedudukan air tanah.Oleh karena itu, hal tersebut berpengaruh pula pada daya dukungnya.
1. z > b, dengan z = kedalaman muka air tanah dan b = lebar pondasinya.Nilai γ dalam suku ke-2 dan ke-3 dan persamaan daya dukung tetap memakai γb atau γd,
2. d ≤ Dw, dengan dw = kedalaman MAT dan muka tanah dan Dw = Kedalaman dasar pondasi dari permukaan tanah. Nilai γ dalam suku ke-3 memakai γ’, sedangkan nilai overbuden pada suku ke-2 menjadi γ’(Df - dw) + γb.dw.
3. dw = 0, Nilai γ dalam suku ke-2 dan ke-3 darn persamaan daya dukung menjadi γ’.
4. z < b, Nilai γ dalam suku ke-2 dan persamaan daya dukung menggunakan γb atau γd. Nilai γ dalam suku ke-3 dan persamaan daya dukung dapat didekati dengan:
γrt = γ’+ (z/B) ( γb- γ’)

Pengaruh jenis tanah pada daya dukung pondasi dangkal
Pada Clay
Analisis daya dukung pada tanah lempung menyatakan tahanan geser tanah untuk melawan penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah disepanjang bidang gesernya.Tahanan geser pada tanah lempung dipengaruhi oleh kohesi tanah dan sudut geser tanah, sesuai deengan persamaan Mohr dan Coloumb:
τ = c + σtgφ
dengan
τ = s = tahanan geser tanah
c = kohesi tanah
φ = sudut gesek dalam tanah
σ = tegangan normal
Pada pasir
Tanah granuler, seperti tanah pasir dan kerikil, tidak berkohesi (c=0), atau mempunyai kohesi sangat kecil sehingga dalam hitungan daya dukung senng diabaikan.Daya dukung pada tanah granuler, dipengaruhi terutama oleh kerapatan relatif (Dr), kedudukan muka air tanah, ,tekanan keliling (confining pressure), dan ukuran fondasinya.

Senin, 11 Januari 2010

Mutu dan Harga

Keberhasilan sebuah project konstruksi merupakan kisah sukses dari rangkaian kegiatan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Berikut adalah salah satu dari sekian banyak kisah tentang konstruksi bangunan.

Pada fase perencanaan, para civil engineer membuat asumsi-asumsi dan penyederhanaan studi sehingga dibuat sebuah permodelan sebagai dasar untuk perhitungan konstruksi. Didapatkan hasil perhitungan yang tentu saja telah mengakomodasi berbagai kemungkinan pembesaran pembebanan, perlemahan struktur, dan faktor-faktor keamanan lainnya. Hasil perhitungan konstruksi tentu sangat berpengaruh dengan biaya. Beda mutu beton, tentu beda harga (Kato orang bengkulu, "Ado rupo, ado hargo")

Tantangan dimulai ketika pelaksanaan pekerjaan. Di Bengkulu, belum terdapat pabrik beton precast sahingga pekerjaan beton dilaksanakan di lapangan. Perencana menetapkan mutu beton yang digunakan semisal adalah k.225 untuk beton konstruksi. Tidak sulit untuk mencapai mutu beton ini pada beton-beton dengan penampang dan bentuk lazim.



Bagaimana dengan beton dengan bentuk yang tidak biasa dan sulit dalam pelaksanaan? Seperti kubah? Bentuk kubah menyulitkan ketika akan dilaksanakan pengecoran. Campuran beton akan terus jatuh. Solusi yang paling mungkin adalah mengurangi FAS (Faktor Air Semen) sehingga adukan beton bisa lebih kental dan mudah dibentuk. Dengan berkurangnya FAS, tentu terjadi penurunan mutu beton karena beton tidak dapat mengeras secara sempurna, sekalipun curing beton telah dilaksanakan.


Kembali pada uraian sebelumnya, ado rupo, ado hargo. Dengan berkurangnya mutu beton, maka analisa biaya untuk betonpun berubah. Nilai pembayaran lebih kecil, walaupun realcost yang dikeluarkan adalah sama.

Mungkin inilah yang disebut bahwa pelaksanaan pekerjaan tidak mungkin 100 % sama seperti yang direncanakan. Karena pada dasarnya perencana juga bekerja berdasarkan asumsi-asumsi dan penyederhanaan studi sebagai pendekatan permasalahan.